Langsung ke konten utama

Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )

SISTEM PLUMBING GEDUNG

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air bersih. Jadi secara sederhana sistem plumbing dalam suatu gedung biasanya terdiri dari:

Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )

  • Sistem instalasi air kotor
  • Sistem instalasi air bekas
  • Sistem instalasi venting
  • Sistem penyediaan air bersih
  • Selain sistem diatas juga karena menyangkut pembuangan air,  yang harus dialirkan ke saluran, yaitu Sistem instalasi air hujan dan Instalasi drain (drain AC dan drain sprinkler). 
sepertia sebagian di langsir dari halaman arsitekistn.blogspot.com dibawah ini dan sebagian lain referensi umum
Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:
 Sistem pembuangan air kotor.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).
 Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu
 Sistem pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
 Sistem air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :
 Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
 Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak.

SKEMA UMUM SISTEM PEMBUANGAN GRAFITASI


Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )
EFEK SIFON DAN PERANAN PIPA VEN PADA SISTEM PEMBUANGAN
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )

BAGIAN – BAGIAN SISTEM PEMBUANGAN
 Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub,wastafel, bak – bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
 Pipa – pipa pembuangan.
 Pipa ven.
 Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
 Bak penampung dan tangki septic.
 Pompa pembuangan.
Pipa – pipa pembuangan
 Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )

Syarat – syarat perangkap
 Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
 Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
 Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di pe rbaiki bila ada kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
 Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat aliran air.
Jenis perangkap
Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :
a. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan.
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )


b. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing.
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )




Penangkap (interceptor)
 Persyaratan penangkap
 Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
 Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
 Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkanmin
yak, lemak dan sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.
Tangki septic dan rembesan
 Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan
air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan
cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang meru
bah kotoran baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan
diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.

Sistem pembuangan dengan tangki septic
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )


Komponen sistem pembuangan
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )

Syarat jarak komponen sistem tangki septic
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )
2. Sistem Instalasi Air Bekas

Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen zink. Instalasi air bekas pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda dengan instalasi air kotor.  Pada gedung-gedung yang lebih besar, misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap. sistem air bekas juga biasanya dialirkan ke sistem pengolahan air limbah (IPAL), atau ada juga yang langsung dialirkan ke saluran kota, jika tidak membahayakan.

3.  Sistem Venting

   Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
      Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
a.       Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan  terisi air buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
b.      Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
c.       Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.
Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )
Gbr. Skematik Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

     Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih,  sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi.
·         Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well.
·         Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank.  Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak air bersih).
·         Air yang berada  di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan  ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer.
·         Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

·         Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari pemakaian air.

Sistem pembuangan air kotor ( PLUMBING )



Gbr. Skematik air bersih  (contoh)


5. Sistem Air Hujan dan Sistem Drain

 Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri.
 Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air bersih  (tidak   terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran kota (tidak melalui pengolahan)..

Pengertian Plumbing atau Plambing beserta Jenis, Fungsi, Syarat, Tahapan, dan Pemasangan Plumbing Atau plambing

Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :
a.pipa ledeng
b.pekerjaan mematri dan memasang pipa-pipa air ledeng

Plumbing atau plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan, pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing dan pipa serta peralatanya di dalam atau di luar gedung dengan sistem drainase saniter, drainase air hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem kota.

Secara khusus, pengertian plambing merupakan sistem perpipaan dalam bangunan yang meliputi sistem perpipaan untuk :
a.penyediaan air minum
b.penyaluran air buangan dan ven
c.penyediaan air panas
d.penyaluran air hujan
e.pencegahan kebakaran
f.penyediaan gas
g.AC (air conditioner)

Plumbing atau plambing mempunyai sasaran sebagai berikut :
a.sanitasi, menciptakan kesehatan masyarakat
b.kenyamanan pemakai
c.menciptakan rasa aman

Fungsi plumbing atau plambing :
a.sebagai sistem penyediaan air minum, menyediakan air minum ke tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
b.sebagai penyaluran air buangan

Jenis-jenis peralatan plambing
dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain :
a.peralatan untuk penyediaan air panas
b.peralatan untuk penyediaan air bersih/ air minum
c.peralatan untuk pembuangan

Syarat perencanaa plumbing atau plambing :
a.sistem harus efektif dan efisien
b.pipa mudah dirawat dan diperbaiki
c.mudah dilakukan pemeriksaan
d.tidak mengganggu estetika
e.memperhatikan aspek kesehatan
f.tidak mengganggu struktur bangunan
g.pilih yang murah tapi berkualitas
h.minimalkan tikungan

Tahapan perencanaan plumbing atau plambing :
a.mengetahui fungsi bangunan
b.penetapan jenis peralatan plambing
c.rencana jaringan pipa
d.penetapan dimensi pipa (dimensioning)
e.rencana peletakan peralatan plambing
f.penggambaran

Pemasangan peralatan plambing atau plumbing :
a.pemasangan kasar
yaitu peralatan plambing dipasang bersamaan dengan berkembangnya konstruksi bangunan
b.pemasangan halus
yaitu pemasangan peralatan plambing dilakukan setelah konstruksi bangunan selesai. sehingga menghindari terjadinya kerusakan peralatan plambing akibat pembangunan konstruksi.

Komentar

Unknown mengatakan…
Selamat siang pak.. boleh meminta gambar skema pemipaan air bersihnya? tolong kirimkan ke drahmaiyast@gmail.com. karena gambar terlalu kecil untuk di zoom tidak jelas..
Sebagai bahan wawasan saya
Terimakasih pak

Postingan populer dari blog ini

RAB PAGAR TEMBOK

berikut rab pagar tembok, agar estimasi ini bisa menjadi pengetahuan untuk merencanakan anggarn biaya membuat pagar tembok. contoh dari rab pagar tembok biasa / polos tanpa variasi rencana pembangunan tembok panjang 6 m dan lebar 6 m tinggi 3 meter maka total panjangnya adalah 12 m’ dan luasnya adalah 36 m2, setiap 3 m dibutuhkan satu kolom praktis sehingga dibutuhkan 5 kolom, maka prediksi biaya yang harus dikeluarkan adalah : • Pekerjaan pondasi Rp. 200.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 2.400.000,- • Pekerjaan sloof ukuran 20 x 30 cm Rp. 150.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 1.800.000,- • Pekerjaan kolom ukuran 10 x 10 cm Rp. 150.000 / m’ x 3 m ‘ x 5 bh = Rp. 2.250.000,- • Pasangan bata merah, plester dan aci Rp. 150.000 / m2 x 36 m2 = Rp. 5.400.000,- • Jadi total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 11.850.000,- (warna biru harga berbeda tiap daerah berdasarkan harga satuan ya sesuai RAB)  

RAB MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL PAGAR BATA / Batu Bata Merah

Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Menghitung Kebutuhan material Pagar, adalah permintaan dari pembaca yang minta bantuan menghitung kebutuhan material untuk pagar seperti gambar. Ukuran pagar Tinggi 2 meter panjang 8 meter

CARA MENGHITUNG VOLUME KAYU M3 MENJADI JUMLAH PERBATANG

Bagaimana Cara Untuk menghitung / mengetahui jumlah kayu dalam setiap kubiknya per M3 manjadi perbatang,dengan cara : 10.000 : Tinggi ...cm : Lebar .... cm : Panjang Kayu .... M = Hasil contoh 10.000 : 2 : 20 : 4 = 62 batang