Langsung ke konten utama

Rahasia Paving Kuat dan Tahan Lama

PAVING Specialis di Solo – Sragen – Karanganyar – Sukoharjo – Solo Baru

Paving adalah salah satu material perkerasan atau penutup permukaan tanah yang biasa dipasang di  carport atau halaman belakang rumah. Karena harus mampu menahan beban yang ada di atasnya, maka  pemasangan paving harus kuat dan rapi. Bila tidak, paving akan mudah terlepas atau permukaannya  menjadi tidak rata lantaran sebagian tanah di bagian bawahnya turun atau bergeser.
Setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan paving, yaitu pengisi celah dan  fondasi di sekeliling paving.

Pasir Pengisi Celah
Paving termasuk konstruksi  fleksibel. Hubungan antarpaving tidak membutuhkan bahan ikat, melainkan cukup menggunakan pasir.  Material seperti ini sering juga disebut dengan istilah unbond material. Lebar celah antarpaving  sebaiknya sekitar 2-4 milimeter. Ukuran celah yang terlalu lebar akan menyebabkan pasir pengisi  mudah keluar (shucking) dan paving bergeser.

Idealnya, pasir yang digunakan untuk  mengisi celah antarpaving memiliki butiran pasir yang tajam (lolos ayakan 2,4 milimeter), kadar air  maksimal sekitar 5 persen, dan kadar lumpur maksimal 10 persen. Hal ini bertujuan agar air yang  mengalir di atasnya bisa meresap ke dalam tanah.

Usahakan pasir ini hanya mengisi 1/2  dari ketebalan paving. Jangan sampai pasir mengisi hingga ke dasar tanah. Rongga sisanya diisi oleh  pasir yang digunakan sebagai alas peletakan paving (lihat gambar: ketinggian pasir).
Pasir yang digunakan sebagai alas peletakan memiliki persyaratan yang hampir sama dengan pasir  untuk pengisi celah. Hanya saja, butiran pasirnya maksimal lolos ayakan 9,6 milimeter.
Bingkai sebagai fondasi
Di samping rekatan pada sambungan paving, kekuatan paving juga  dipengaruhi kondisi tanah sebagai alas peletakannya. Perubahan dan pergerakan struktur tanah bisa  menyebabkan paving bergeser sehingga permukaan paving tidak rata satu dengan yang lain.
Dalam fungsinya, paving harus mampu menahan gaya horizontal dan gaya vertikal; keduanya  disalurkan langsung ke dalam tanah. Gaya vertikal biasanya terjadi berkaitan dengan naik turunnya  paving setelah dipasang. Salah satunya disebabkan tanah bagian bawah mengalami penurunan atau  pergeseran.

Idealnya, lapisan permukaan tanah harus keras dan padat supaya paving  mampu menahan beban sehingga tidak melendut ke bawah. Hanya saja, bila fungsi perkerasan ini untuk  jalan setapak di taman, paving bisa langsung diletakkan pada tanah yang tidak terlalu padat asalkan  permukaannya rata.

Sedangkan gaya horizontal disebabkan karena adanya tekanan dari  atas yang dapat mendorong paving bergeser. Untuk menahan gaya horizontal, paving-paving ini perlu  diberi pondasi sebagai “bingkai” sehingga seolah-olah bagian sisi terluar paving dikelilingi oleh  pondasi ini. Permukaan pondasi ini rata dengan permukaan paving.

Dengan adanya  fondasi yang mengelilingi ini, paving dapat ditahan secara horizontal bila ada desakan dari atas  atau samping kiri/kanan. Fondasi bingkai ini dapat dibuat dari beton pracetak atau dari pasangan  bata yang diplester.

Nah, dengan memerhatikan dua hal tersebut diharapkan paving  dapat terpasang rapi dan kuat.

Penulis: Rita Laksmitasari
Dosen Luar Biasa  Teknik Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta

Sumber : Kompas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAB PAGAR TEMBOK

berikut rab pagar tembok, agar estimasi ini bisa menjadi pengetahuan untuk merencanakan anggarn biaya membuat pagar tembok. contoh dari rab pagar tembok biasa / polos tanpa variasi rencana pembangunan tembok panjang 6 m dan lebar 6 m tinggi 3 meter maka total panjangnya adalah 12 m’ dan luasnya adalah 36 m2, setiap 3 m dibutuhkan satu kolom praktis sehingga dibutuhkan 5 kolom, maka prediksi biaya yang harus dikeluarkan adalah : • Pekerjaan pondasi Rp. 200.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 2.400.000,- • Pekerjaan sloof ukuran 20 x 30 cm Rp. 150.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 1.800.000,- • Pekerjaan kolom ukuran 10 x 10 cm Rp. 150.000 / m’ x 3 m ‘ x 5 bh = Rp. 2.250.000,- • Pasangan bata merah, plester dan aci Rp. 150.000 / m2 x 36 m2 = Rp. 5.400.000,- • Jadi total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 11.850.000,- (warna biru harga berbeda tiap daerah berdasarkan harga satuan ya sesuai RAB)  

RAB MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL PAGAR BATA / Batu Bata Merah

Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Menghitung Kebutuhan material Pagar, adalah permintaan dari pembaca yang minta bantuan menghitung kebutuhan material untuk pagar seperti gambar. Ukuran pagar Tinggi 2 meter panjang 8 meter

CARA MENGHITUNG VOLUME KAYU M3 MENJADI JUMLAH PERBATANG

Bagaimana Cara Untuk menghitung / mengetahui jumlah kayu dalam setiap kubiknya per M3 manjadi perbatang,dengan cara : 10.000 : Tinggi ...cm : Lebar .... cm : Panjang Kayu .... M = Hasil contoh 10.000 : 2 : 20 : 4 = 62 batang