Langsung ke konten utama

Plesteran Dinding

Plesteran adalah proses yang dilakukan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi pekerjaan penempatan bahan adukan perekat terhadap suatu bidang kasar yang ditujukan supaya permukaan menjadi rata. Penerapan umumnya ditujukan untuk meningkatkan penampilan permukaan dan secara konstruktif juga ditujukan untuk melindungi bidang dari cuaca seperti hujan, panas , dan lainnya. Bahan plesteran yang umum digunakan adalah menggunakan mortar yang juga sering disebut dengan plesteran. 
Tujuan Plesteran :
Tujuan utama dari plesteran  adalah sebagai berikut:
  1. Untuk membuat permukaan sebuah dinding lebih rapi, lebih bersih dan juga untuk membuat kesan penampilan lebih indah.
  2. Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca dan iklim
  3. Untuk menutupi cacat atau kerusakan pada dinding atau bidang yang ditutupi.
  4. Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada  pasangan bata, sehingga dimungkinkan penambahan kekutan oleh penutupan dengan plesteran.
  5. Menjadikan dasar yang baik untuk proses pengecatan pada dinding
  6. Dengan plesteran maka penempelan debu akan lebih kecil pada dinding dibandingakan debu langsung menempel pada pasangan batu bata.
  7. Mempermudah pencucian atau pembersihan pada dinding
Jenis Plesteran :
  1. Plester semen  atau Mortar Semen  : Bahan yang paling sering digunakan dalam plesteran adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga sering disebut orang dengan plesteran semen atau mortar semen. Perbandingan campuran pasir dengans semen adalah tergantung kepada jenis dan fungsi pemakaian plesterannya, komposisi yangs ering dipakai adalah  1 semen : 3 pasir, 1 semen : 4 pasir dan pemakaian 1 semen : 5 pasir sangat jarang dipergunakan. Cara pencampuran adukan adalah dengan terlebih dahulu mencampur pasir dan semen sesuai komposisi, dicampur secara merata kemudian diaduk dengan air sesuai dengan kekenyalan dan keliatan yang dibutuhkan. Campuran air tidak boleh terlalu cair karena akan sulit ditempelkan ke dinding demikian juga adukan yang terlalu kering sanat sukar menempel ke dinding dan ikatan yang tidak bagus. Waktu maksimum pemakaian dari adukan yang  baik adalah maksimal 30 menit setelah  plesteran  dicampurkan/ diaduk.
  2. Plester kapur atau Mortar Kapur.  Plesteran kapur menggunakan bahan kapur sebagai campuran dalam pembuatan adukan mortar dimana biasanya perbandingan komposisinya adalah 1 kapur : 1 pasir. Jenis plesteran ini sebtulnya jarang dipergunakan, umumnya dipergunakan didaerah tertentu yang banyak terdapat bahan kapur. Sebagai bahan adukan mortar penggunaan kapur harus mengikuti syarat teknis dimana kapur yang akan duipergunakan harus diolah secara mekanis sehingga didapatkan ukuran butir yang seragam. Ukuran yang diijinkan tidak boleh terlalu bangyak mengandung ukuran butiran halus . Secara fisik kapur yang dipergunakan harus bersih dari kandungan laiinya, berbutir tajam dan tidak tercampur oleh zat kimiawi lainnya. Dalam pencampuran dengan semen harus menggunaka air yang bersih.  Kapur yang baik dipergunakan untuk pleateran adalah jenis kapur yang yang berlemak dan tidak bangyak mengandung serpihan, dimana jenis kapur yang kurang berlemak dan banyak mengandung serpihan biasanya cepat membuat permukaan plesteran menjadi rusak seperti  kusam dan juga retakan retakan.  Untuk meperkuat ikatan plesteran kapur biasanya harus menambahkan semen sehingga jenis plesteran jenis kapur ini agak sedikit boros.  
  3. Plester Tanah Liat : Jenis plesteran ini bisanya dipergunakan secara tradisional. Biasanya pletaeran tanah liat ini tidak jauh bedanya bagaimana mengolah tanah liat menjadi batu bata. Dalam pelaksanaannya plesteran ini dilakukan dengan pencampuran adonan tanah liat dengan jerami yang sudah dihaluskan. Dan kadang didaerah tertentu tanah liat juga dicampurkan dengan kotoran sapi. Proses pencampurannya adalah dengan melakuan pengadukan secara basah antara tanah liat dengan jearmi halus atau kotoran sapi kemudian selama 7 hari adukan dibiarkan secara terbuka dan disiram secara berkala dan kontiniu.  Kemudian setelah tiba saat pelaksanaan plesteran adukan diambil dan kemudian dicampur dengan air secuai dengan kelatan dan keliatan yang diinginkan saat plesteran.
sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAB PAGAR TEMBOK

berikut rab pagar tembok, agar estimasi ini bisa menjadi pengetahuan untuk merencanakan anggarn biaya membuat pagar tembok. contoh dari rab pagar tembok biasa / polos tanpa variasi rencana pembangunan tembok panjang 6 m dan lebar 6 m tinggi 3 meter maka total panjangnya adalah 12 m’ dan luasnya adalah 36 m2, setiap 3 m dibutuhkan satu kolom praktis sehingga dibutuhkan 5 kolom, maka prediksi biaya yang harus dikeluarkan adalah : • Pekerjaan pondasi Rp. 200.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 2.400.000,- • Pekerjaan sloof ukuran 20 x 30 cm Rp. 150.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 1.800.000,- • Pekerjaan kolom ukuran 10 x 10 cm Rp. 150.000 / m’ x 3 m ‘ x 5 bh = Rp. 2.250.000,- • Pasangan bata merah, plester dan aci Rp. 150.000 / m2 x 36 m2 = Rp. 5.400.000,- • Jadi total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 11.850.000,- (warna biru harga berbeda tiap daerah berdasarkan harga satuan ya sesuai RAB)  

RAB MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL PAGAR BATA / Batu Bata Merah

Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Menghitung Kebutuhan material Pagar, adalah permintaan dari pembaca yang minta bantuan menghitung kebutuhan material untuk pagar seperti gambar. Ukuran pagar Tinggi 2 meter panjang 8 meter

Daftar Harga Jual Tiang / Pilar Beton Jadi buat Teras

Sekedar informasi mengenai Tiang / Pilar Beton Jadi buat Teras merupakan seni rumah yang sudah jadi sehingga tukang tidak perlu membuat profil lagi, dari segi kehalusan dan profilnta sudah bagus. Tiang / Pilar Beton juga di sebut Tiang Profil jadi. ada beberapa model soal Tiang beton jadi atau juga di sebut pilar beton jadi