Langsung ke konten utama

Penyebab Retakan / Retak pada Beton

Salah satu jenis kerusakan yang terjadi pada pekerjaan beton  adalah terjadinya retakan yang terjadi dalam beton yang baru dituangkan. Tentu pemilik atau pelaksana pekerjaan akan mempertanyakan mengapa terjadi retakan tersebut .  
Bila dipasang dengan benar, beton adalah salah satu jenis konstruksi yang mempunyai kekuatan besar  dan tahan lama  sehingga bila terjadi retakan tersebut kemungkinan besar terjadi adalah adanya suatu prosedure yang tidak dilakukan dengan benar, atau kemungkinan ada hal lain yang tidak mendukung terhadap kekuatan beton itu sendiri. Untuk hal itu perlu  mengikuti pedoman sehubungan dengan penempatan beton sehingga akan didaptkan betin yang  tahan lama, kekuatan tinggi, tahan retak .
Berikut beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya retak pada beton :
A.  Volume air yang berlebih dalam campuran beton
Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih akan mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan beton pihak pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam campuran beton, kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat dalam penuangan sipekerja sering menambahkan volume air padahal sudah melebihi persyaratan yang  diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi kekuatan beton.  Penyusutan merupakan penyebab utama retak. Saat beton mulai  mengeras maka beton secara perlahan akan mengalami pengeringan dan penyusutan. Bilamana volume air  semakin besar maka akan terjadi penguapan air campuran yang semakin besar pula , sehingga semakin besar penguapan maka penyusutan beton akan semakin besar pula. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa beton dapat menyusut sebesar  1.75 cm  per  30.48 m. Penyusutan ini menyebabkan kekuatan dalam beton yang secara harfiah menarik lempengan terpisah dimana secara akhir dari pengeringan akan menimbulkan celah  pada beton yang sudah kering, celah inilah yang disebut retakan beton. Intinya adalah bahwa setiap rencana campuran beton selalau diikuti dengan volume campuran beton untuk mendapatkan rasio semen, sehingga volume air yang melebihi dari volume yang direncanakan akan mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Pencegahan:
Pelaksana harus mengetahui volume air yang harus dituangkan dalam campuran beton, pelaksana harus mengawasi setiap penuangan air dalam campuran dan menghindari penambahan air pada beton saat penuangan bilamana hanya untuk keperluan kemudahan pekerjaaan.
B. Pengeringan Beton Secara Tiba Tiba
Pengeringan beton secara  cepat atau secara tiba tiba  akan menyebabkan kemungkinan retak bila dibandingangkan dengan pengeringan beton secara datar dan signifikan. Reaksi kimia, yang menyebabkan beton untuk pergi dari keadaan cair menjadi keadaan padat dalam waktu cepat maka akan  membutuhkan air yang menimbulkan  hidrasi dan juga akan menimbulkan penguapan yang terlalu cepat. Bilamana penguapan tidak merata pada campuran beton maka akan menimbulkan retakan pada beton.
Pencegahan:
  1. Melakukan curing time dengan cara menjaga dan mempertahankan kelembaban di lempengan beton sampai kering.
  2. Penundaan penyusutan sampai pengeringan beton cukup kuat untuk menahan retak penyusutan.
  3. Dapat dilakukan dengan melakukan penyiraman beton secara berkala.
  4. Dapat dilakuakn denagan cara memberikan penutup pada permukaan beton seperti goni atau kain  yang dijaga terus menerus dalam kondisi basah. Bahan yang digunakan harus tetap lembab selama periode pemeliharaan.
 C. -Campuran beton dan Kualitas Material tidak sesuai dengan perencanaan
Kualitas material , proses pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi kekuatan beton.  Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan yang telah dibauatkan adalah salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton.
Pencegahan :
  1. Melakukan pemeriksaan kualitas seluruh material yang akan digunakan baik semen, pasir , kerikil dan air.
  2. Mengawasi pelaksanaan pencampuran beton supaya mengikuti design mix yang telah dibuat.
  3. Tidak memakai material yang tidak sesuai persyaratan kualitas
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAB PAGAR TEMBOK

berikut rab pagar tembok, agar estimasi ini bisa menjadi pengetahuan untuk merencanakan anggarn biaya membuat pagar tembok. contoh dari rab pagar tembok biasa / polos tanpa variasi rencana pembangunan tembok panjang 6 m dan lebar 6 m tinggi 3 meter maka total panjangnya adalah 12 m’ dan luasnya adalah 36 m2, setiap 3 m dibutuhkan satu kolom praktis sehingga dibutuhkan 5 kolom, maka prediksi biaya yang harus dikeluarkan adalah : • Pekerjaan pondasi Rp. 200.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 2.400.000,- • Pekerjaan sloof ukuran 20 x 30 cm Rp. 150.000 / m’ x 12 m’ = Rp. 1.800.000,- • Pekerjaan kolom ukuran 10 x 10 cm Rp. 150.000 / m’ x 3 m ‘ x 5 bh = Rp. 2.250.000,- • Pasangan bata merah, plester dan aci Rp. 150.000 / m2 x 36 m2 = Rp. 5.400.000,- • Jadi total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 11.850.000,- (warna biru harga berbeda tiap daerah berdasarkan harga satuan ya sesuai RAB)  

RAB MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL PAGAR BATA / Batu Bata Merah

Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Menghitung Kebutuhan material Pagar, adalah permintaan dari pembaca yang minta bantuan menghitung kebutuhan material untuk pagar seperti gambar. Ukuran pagar Tinggi 2 meter panjang 8 meter

Daftar Harga Jual Tiang / Pilar Beton Jadi buat Teras

Sekedar informasi mengenai Tiang / Pilar Beton Jadi buat Teras merupakan seni rumah yang sudah jadi sehingga tukang tidak perlu membuat profil lagi, dari segi kehalusan dan profilnta sudah bagus. Tiang / Pilar Beton juga di sebut Tiang Profil jadi. ada beberapa model soal Tiang beton jadi atau juga di sebut pilar beton jadi