Memilih Antara Bata Merah, Batako Atau Bata Ringan (Hebel) Untuk Dinding Rumah Anda
Saat ini seiring berkembangnya teknologi terutama dalam bidang rekayasa teknik sipil dan bangunan, penemuan akan bahan-bahan bangunan yang baru terus bermunculan. Dalam satu dekade terakhir kita sudah umum melihat struktur kuda-kuda bangunan dari baja ringan, konstruksi rumah atau bangunan dengan sistem pre-fabrikasi, penutup atap atau penutup dinding luar dari spandeck, termasuk bahan pengisi dinding dari bata ringan atau batako press. Khusus untuk bahan yang digunakan untuk pengisi dinding rumah atau bangunan, saat ini terdapat berbagai macam pilihan material dinding rumah. Dari bata merah, batako press hingga bata beton ringan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Selain perbedaan pada kualitas dan ukuran, juga antara batako, bata merah dan bata beton ringan berbeda dalam hal kenyamanan ditempati serta biaya pembangunan.
Untuk Anda yang saat ini akan membangun atau merenovasi rumah,
memilih material yang akan digunakan untuk diaplikasikan dirumah baru
Anda nantinya adalah kegiatan yang gampang-gampang susah. Anda dan
keluarga sebaiknya meluangkan waktu untuk mencari tau jenis material
seperti apa yang akan digunakan, efisiensi anggaran adalah pertimbangan
utama kenapa Anda harus pandai memilih material bahan bangunan tersebut.
Pada artikel kali ini, kami akan mencoba memaparkan mengenai bahan
pengisi dinding untuk rumah Anda.
Sebelum Anda membangun sebuah rumah, ada baiknya jika Anda mengetahui masing-masing kelebihan dan kekurangan dari bata merah, batako atau bata press, dan bata ringan.
Setiap bahan punya karakteristiknya masing-masing. Perbedaan tersebut
akan mempengaruhi proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan tentunya
biaya yang harus Anda leluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan
pembangunan rumah atau bangunan Anda. Berikut adalah spesifikasi,
keuntungan dan kelemahan/kekurangan dari penggunaan setiap bahan yang
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Anda sebelum membangun rumah.
BATA MERAH
Penggunaan bata merah sebagai bahan
pengisi dinding bangunan sudah umum kita lihat diberbagai bangunan dari
dulu hingga kini. Bahan material ini, hingga sekarang sepertinya masih
menjadi pilihan utama masyarakat kendati sudah banyak penemuan dalam
bidang teknologi bahan seperti bata ringan, batako press, dsb. Cukup
bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan dari pada bata
ringan atau batako press, karena selain sudah teruji kekuatannya,
mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.
Bata merah
yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian
dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras
dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah
sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat
proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari
material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat
dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan
dinding yang dibangun dari material bata merah.
Gambar Dinding Bangunan Dari Pasangan Bata Merah
Material ini sangat tahan terhadap panas
sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda dari
bahaya api. Tidak semua tanah liat bisa digunakan, hanya yang terdiri
dari kandungan pasir tertentu. Bata merah umumnya memiliki ukuran
panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, tebal 3-5 cm. Ukurannya yang kecil
memberikan kemudahan dalam hal pengangkutan,sangat bisa digunakan untuk
membentuk bidang kecil,murah harganya,mudah pula mendapatkannya. Untuk
dinding seluas 1 m2, bila mengguanakan bata berukuran 23 cm x 17 cm x 5
cm, kira-kira membutuhkan 70 buah bata merah.
Bahan baku yang dibutuhkan untuk memasang dinding bata merah
adalah semen dan pasir ayakan. Saat pemasangan tidak memerlukan perekat
khusus, untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3
(artinya 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah
diayak). Sedangkan untuk dinding yang tidak harus kedap air dapat
menggunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
Spesifikasi Bata Merah:
• Berat jenis kering (?) : 1500 kg/m3
• Berat jenis normal (?) : 2000 kg/m3
• Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
• Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 2 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2 : 30 – 35 buah tanpa construction waste
• Berat jenis kering (?) : 1500 kg/m3
• Berat jenis normal (?) : 2000 kg/m3
• Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
• Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 2 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2 : 30 – 35 buah tanpa construction waste
Kelebihan Bata Merah:
- Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.
- Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
- Mudah untuk membentuk bidang kecil
- Murah harganya
- Mudah mendapatkannya
- Perekatnya tidak perlu yang khusus.
- Tahan Panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.
- Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.
- Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
- Mudah untuk membentuk bidang kecil
- Murah harganya
- Mudah mendapatkannya
- Perekatnya tidak perlu yang khusus.
- Tahan Panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.
Kekurangan Bata Merah:
- Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi
- Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin, sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
- Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
- Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat waste-nya dapat lebih banyak.
- Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelsteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
- Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
- Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
- Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi
- Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin, sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
- Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
- Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat waste-nya dapat lebih banyak.
- Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelsteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
- Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
- Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
BATAKO SEMEN PC/ BATAKO PRESS
Material dinding dari batako ini umumnya
dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau
dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras,
kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen,
pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah
disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah
dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama
jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian
material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan
cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari
material tanah. Batako atau Bata press
dalam 1 m2 biasanya cenderung lebih ringan daripada bata merah.
Teksturnya pun terlihat lebih halus, dan ukurannya lebih presisi jika
dibandingkan bata merah.
Gambar Tumpukan Batako/Bata Press
Ukuran batako press pada umumnya adalah
panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm. Untuk dinding
seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan 15 buah batako press. Biasanya batako
press dipilih untuk memperingan beban struktur sebuah bangunan,
mempercepat pelaksanaan, dan meminimalisasi sisa material yang terjadi
pada saat proses pemasangan dinding.
Bahan baku yang digunakan untuk pemasangan batako pres adalah mortar yang komposisinya adalah semen (PC) dan pasir ayak.
Spesifikasi Batako Press:
• Berat jenis kering (?) : 950 kg/m3
• Berat jenis normal (?) : 1000 kg/m3
• Kuat tekan : 5,5 N/mm²
• Konduktifitas termis : 0,339 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) batako press per 1 m2 : 20 – 25 buah tanpa construction waste
• Berat jenis kering (?) : 950 kg/m3
• Berat jenis normal (?) : 1000 kg/m3
• Kuat tekan : 5,5 N/mm²
• Konduktifitas termis : 0,339 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) batako press per 1 m2 : 20 – 25 buah tanpa construction waste
Kelebihan Dinding Batako Press:
- Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan.
- Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.
- Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.
- Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
- Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
- Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
- Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
- Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
- Pemasangan lebih cepat.
- Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
- Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan.
- Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.
- Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.
- Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
- Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
- Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
- Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
- Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
- Pemasangan lebih cepat.
- Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan Dinding Batako Press:
- Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
- Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
- Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.
- Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
- Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
- Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.
BATA RINGAN (HEBEL/CELCON)
Bata ringan atau sering disebut hebel atau celcon
dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus
dan memilki tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar
dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi,
mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi
pada saat proses pemasangan dinding berlangsung. Kemudian pertanyaan
yang beredar dimasyarakat tentunya adalah apakah bata ringan sudah bisa
menggantikan bata merah baik tinjauan dari harga, kekuatan, kemudahan
mendapatkannya, motode pemasangan dan lain-lain. Agar lebih dalam, mari
kita bedah satu-satu agar kita bisa mengetahui kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Gambar Dinding Bangunan Dari Pasangan Bata Ringan (Hebel/Celcon)
Ukuran pada umumnya adalah: panjang 60
cm, tinggi 20 cm dengan ketebalan antara 8 cm -10 cm. Campuran atau
komposisi bahannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara
secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan
mengembang selama 7-8 jam. Untuk pemasangan pada dinding seluas 1 m2,
kira-kira membutuhkan 8 buah bata ringan.
Pemasangan bata ringan ini cukup mudah,
bisa langsung diberi acian tanpa harus diplester terlebih dahulu dengan
menggunakan semen khusus. Semen khusus hanya perlu diberi campuran air.
Namun pemasangan bata ringan juga dapat menggunakan pasir dan semen
seperti pemasangan pada batako, bata press dan bata merah.
Spesifikasi Bata Ringan:
• Berat jenis kering : 520 kg/m3
• Berat jenis normal : 650 kg/m3
• Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
• Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
• Tebal spesi : 3 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata ringan per 1 m2 : 8 – 9 buah tanpa construction waste.
• Berat jenis kering : 520 kg/m3
• Berat jenis normal : 650 kg/m3
• Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
• Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
• Tebal spesi : 3 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata ringan per 1 m2 : 8 – 9 buah tanpa construction waste.
Kelebihan Bata Ringan:
- Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi.
- Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
- Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
- Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
- Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
- Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.
- Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
- Mempunyai kekedapan suara yang baik.
- Kuat tekan yang tinggi.
- Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
- Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi.
- Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
- Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
- Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
- Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
- Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.
- Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
- Mempunyai kekedapan suara yang baik.
- Kuat tekan yang tinggi.
- Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Kekurangan Bata Ringan:
- Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.
- Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di lapangan.
- Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan.
- Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.
- Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
- Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini.
- Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.
- Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.
- Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di lapangan.
- Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan.
- Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.
- Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
- Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini.
- Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangan. Batako
press adalah jenis material penutup dinding yang paling ringan dan
ekonomis berdasarkan tinjauan biaya, namun memiliki kekurangan seperti
tidak terlalu baik meredam suara. Sementara batu bata konvensional cukup
berat sehingga secara tidak langsung mempengaruhi load factor dari
struktur bangunan. Sementara bata ringan memiliki keuntungan diantaranya
pekerjaan lebih rapih dan presisi, tidak memerlukan banyak mortar untuk
spesinya namun harganya relatif lebih mahal dibandingkan batako dan
batu bata biasa.
Selamat memilih bahan penutup dinding untuk rumah Anda..
http://architectaria.com/memilih-antara-bata-merah-batako-atau-bata-ringan-hebel-untuk-dinding-rumah-anda.html
Komentar