Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menargetkan membuat lima juta lubang resapan biopori di Jakarta terwujud
dalam waktu setahun hingga akhir 2009 ini. Saat ini, lubang biopori di
Jakarta sebanyak 438 ribu buah. Gubernur Fauzi Bowo bahkan mengeluarkan
Instruksi Gubernur untuk percepatan pembuatan biopori.
Hal itu disampaikan oleh Fitratun Nisa
dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, saat
berbincang di acara Green Talk Green Radio.
GR (Green Radio): Bagaimana angka lima juta itu keluar?
FN (Fitratun Nisa): Target lima juta
biopori itu merupakan target dari ibu Tatiek Fauzi Bowo. Beliau
mencanangkannya di Hari Keluarga Nasional. Desember tahun lalu, Fauzi
Bowo menargetkan sekitar satu juta lubang biopori.
GR: Metode apa yang dilakukan agar mencapai target itu?
FN: Salah satunya dengan melakukan
koordinasi dengan ibu-ibu PKK dan kader Posyandu, sebagai pelaksana di
lapangan. Saat ini, Jumlah posyandu di Jakarta sekitar 4069. Jika ada
lima kader aktif di setiap posyandu, dan setiap satu kader membuat 10
lubang biopori, maka jumlah lubang biopori cepat mendekati target.
GR: Daerah mana yang akan digelar?
FN: Pengerjaannya bisa diterapkan di
semua jenis tanah di seluruh wilayah DKI. Sehingga tidak ada
pengecualian bagi masyarakat. Karena pembuatan lubang biopori itu mudah,
murah, efisien dan efektif.
GR: Seperti apa kesulitan yang akan dijumpai?
FN: Secara prinsip, tidak ada kesulitan.
Masyarakat cukup antusias membuat lubang biopori. Hal ini terlihat dari
banyaknya permintaan masyarakat untuk disosialisasikan lubang biopori di
wilayah mereka. Mungkin kesulitannya dari ketersediaan alat bor.
GR: Solusinya?
FN: Sebenarnya, harga alat bor relatif
murah, sekitar Rp 200 ribu. Satu alat bor bisa digunakan bergantian
membuat lubang biopori. Nah, saat ini BPLHD mendistribusikan alat bor
tersebut di setiap kelurahan, namun belum seluruhnya mendapatkan alat
tersebut.
GR: Apa efek yang diharapkan bila mencapai target?
FN: Efeknya cukup banyak, terlebih
masyarakat telah merasakan manfaatnya. Seperti, berkurangnya genangan
air di wilayah atau rumah mereka. Meminimalisir sampah organik yang
terbuang atau keluar dari rumah, ketiga, jangka panjangnya adalah
meresapnya air ke tanah sebagai cadangan air tanah.
Efek lainnya mungkin hilangnya berbagai
penyebab penyakit, akibat berkurangnya genangan. Efek luasnya turut
berpartisipasi dan antisipasi pada pemanasan global
Komentar