Sumur Resapan (infiltration
Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk
menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah.
Biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi
meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori
ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan
peresapan air, seluas permukaan dinding lubang.
KONSTRUKSI SUMUR RESAPAN DAN BIOPORI
Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari :
Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan
KONSTRUKSI SUMUR RESAPAN DAN BIOPORI
Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari :
- Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur.
- Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan
- Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliranPermukaan yang akan masuk.
- Sumur resapan
- Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran
pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan
- Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumursumur gali biasa.
-
Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah.
-
Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
-
Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu.
-
Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk.
-
Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
Lubang resapan biopori merupakan
lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm,
dengan kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air
tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk
biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik
perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut
karena proses pelapukan. Karena berdiameter kecil, lubang ini mampu
mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat
dipertahankan. Pembuatan lubang resapan biopori cukup sederhana, murah
dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnya tergolong sederhana
berupa bor hasil modifikasi.
Membuat biopori atau sumur
resapan memang tidak serta merta mengatasi masalah krisis air tanah.
Tetapi paling tidak, pembuatannya dapat lebih cepat mengalirkan air
permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di dalam
tanah, sumur ini juga bisa mengurangi banjir.
Langkah Pengerjaan :
Langkah Pengerjaan :
- Tentukan lokasi sumur resapan, yang diinginkan. Jika tanah kering, basahi terlebih dahulu, agar proses pengeboran lebih mudah.
- Buat lubang silindris ke dalam tanah, dengan diameter 10cm. Ambil bor, posisikan bor tegak lurus permukaan tanah. Putar bor searah jarum jam, dan beri tekanan seperlunya.
- Bila seluruh mata bor sudah terisi tanah, tarik bor ke atas sambil terus memutarnya searah jarum jam.
- Bersihkan mata bor, menggunakan kayu, bambu, atau pisau tumpul, dengan cara menekan sisi dalam mata bor.
- Ulangi langkah 2-4, hingga lubang mencapai kedalaman 100cm.
- Isi lubang dengan sampah organik dari daun-daun
kering, pangkasan rumput, atau sampah dapur.
Kegunaan sumur resapan atau
biopori
-
Mencegah banjir banjir sendiri telah menjadi
bencana yang merugikan bagi warga. Keberadaan lubang biopori dapat
menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah,
kantor atau tiap bangunan memiliki biopori berarti jumlah air yang
segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya
banjir.
-
Tempat pembuangan sampah organik Banyaknya
sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri. Kita dapat
pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah
tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik
dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.
-
Menyuburkan tanaman sampah organik yang kita
buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam
tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang
merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
-
Meningkatkan kualitas air tanah Organisme dalam
tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat
larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral. Konsep pembuatan sumur resapan memang tidak untuk
memperbaiki "kualitas" air tanah. tetapi cenderung menambah cadangan
atau "kuantitas " air tanah. Hal ini dimaksudkan supaya pada saat musim
kering kita tidak kekurangan air. Apabila tidak dibuat sistem serapan,
maka yg terjadi adalah pada saat musih hujan kita kebanjiran, dan pada
saat musim kemarau kita kekeringan. Jadi sistem serapan ibarat sebuah
tabungan yg menabung air saat melimpah, sehinga dapat kita ambil
"tabungan" tsb di musim kemarau. Apabila sistim ini mampu berjalan dg
baik maka dua masalah besar dapat diselesaikan, Bahkan system ini lebih
baik dari sistem banjir kanal yg hanya mengirim semua air hujan/tawar ke
laut, dan akhirnya pas musim kering kita benar2 kekurangan air.
Biopori atau lubang resapan, merupakan teknik baru dalam memperbaiki
lingkungan yang ada di sekitar kita. Lubang resapan dibuat dengar bor,
seperti hanya membuat sumur bor. Lubang resapan ini dapat membantu dalam
meresapkan air (khususnya air hujan) ke dalam tanah dan meningkatkan
kesuburan tanah (kritis).
Berbeda dengan sumur resapan, biopori mempunyai berbagai fungsi antara lain :
Berbeda dengan sumur resapan, biopori mempunyai berbagai fungsi antara lain :
-
Membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Air hujan tidak harus dari
talang atau saluran air yang masih bersih, akan tetapi air yang
bercampur tanahpun dapat di masukkan.
-
Penyubur tanah. Sampah dedaunan, dari pada
dibakar, akan lebih bagus dimasukkan dalam lubang ini, sehingga sampah
daun akan busuk dan dapat menyuburkan tanah. Lubang akan lebih baik lagi
bila dibuat di sekitar pohon buah, pohon peneduh, akan membantu
menyuburkan tanaman.
-
Mengurangi penumpukan sampah. Sampah rumah
tangga (organik) dapat dimasukkan ke dalam lubang ini, sehingga
mengurangi penumpukan sampah rumah tangga.
-
Terhindar berbagai jenis penyakit. Tumpukan
sampah yang dibuang terbuka dan telah membusuk, akan mengundang berbagai
penyakit dan penyebarnya seperti lalat. Bila sampah rumah tangga
seperti sisa makan, sayuran atau dedaunan lain dimasukkan ke dalam
lubang yang tertutup, akan mengurangi atau mencegah penyakit.
-
Penghasil kompos. Sampah organik yang telah
dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1-2 bulan,
dapat dijadikan pupuk hijau (kompos). Kemudian kompos yang telah
diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk membuang sampah organik.
-
Mengurangi genangan air. Biasanya di tanah
lapang, seperti halaman rumah, lapangan bola atau fasilitas olehraga
yang masih belum di semen, ada bebarapa tempat yang air sulit meresap.
Biopori dapat dibuat di tempat tersebut dan membantu meresapkan air ke
dalam tanah.
Setelah diteliti lebih jauh, ternyata ada lubang tak kasat mata pada
bongkahan, yakni ratusan lubang biopori di dalam tanah. Lubang-lubang
ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah
organik, serta menjaga unsur hara pada tanah. Bongkahan tanah itu ia
temukan di lokasi dengan banyak tumbuhan dan humus.
Bagaimana dengan tanah di kota yang sudah dipenuhi beton? Di tanah-tanah perkotaan, jelas tidak ada biopori seperti di hutan. Biopori harus dibuat untuk menjaga kemampuan tanah mengisap dan menyimpan air. Kamir mulai memperkenalkan pembuatan lubang resapan biopori, tapi gayung tak bersambut. Setelah banjir berlalu, orang lupa bahwa air bah bisa kembali datang. Pemerintah maupun pihak swasta tak berminat mengadopsi idenya karena dianggap terlalu sederhana.
Lubang biopori sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jadi, selama musim kering, lubang tidak terendam air. Jika terendam, makhluk-makhluk seperti cacing, rayap, semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menandakan hilangnya kemampuan meresap air karena sudah jenuh.
Untuk mengetahui banyaknya lubang yang diperlukan, misalnya dalam areal 100 meter persegi, ada rumusnya. Menurut Kamir, rumus itu adalah hitungan tingkat curah hujan di daerah tersebut dibanding luas tanah. Tanah 100 meter persegi yang berada di daerah curah hujan 50 milimeter (curah hujan sedang) membutuhkan sekitar 20 lubang biopori. Hitungan itu mempertimbangkan kemampuan tanah dalam meresap air.
Supaya lubang resapan biopori berfungsi baik, sampah organik seperti daun dan sayuran busuk disimpan di sekitar mulut lubang. Sehingga, setelah dihancurkan oleh hewan pengurai, bahan organik akan jatuh ke dalam lubang dengan sendirinya. Lubang jangan diisi terlalu padat, karena akan mengurangi jumlah oksigen di dalamnya. Risikonya memang tidak enak: sampah akan mengeluarkan bau busuk. Adanya cacing di lubang biopori, akan membuat lubang-lubang kecil, sehingga akan menjadi resapan air. Teknologi sederhana tersebut untuk membantu konservasi lahan, yang dapat mencegah longsor dan banjir.
Kebutuhan Lubang Resapan Biopori
Lubang biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Khususnya di kawasan pemukiman, antara lain untuk mengurangi tingkat genangan air di pekarangan. Dan jika dibuat secara massal pada taman lingkungan, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air di kawasan perumahan.
PUSTAKA :
1. Pedoman Umum Pembuatan Sumur Resapan-2007
Bagaimana dengan tanah di kota yang sudah dipenuhi beton? Di tanah-tanah perkotaan, jelas tidak ada biopori seperti di hutan. Biopori harus dibuat untuk menjaga kemampuan tanah mengisap dan menyimpan air. Kamir mulai memperkenalkan pembuatan lubang resapan biopori, tapi gayung tak bersambut. Setelah banjir berlalu, orang lupa bahwa air bah bisa kembali datang. Pemerintah maupun pihak swasta tak berminat mengadopsi idenya karena dianggap terlalu sederhana.
Lubang biopori sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jadi, selama musim kering, lubang tidak terendam air. Jika terendam, makhluk-makhluk seperti cacing, rayap, semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menandakan hilangnya kemampuan meresap air karena sudah jenuh.
Untuk mengetahui banyaknya lubang yang diperlukan, misalnya dalam areal 100 meter persegi, ada rumusnya. Menurut Kamir, rumus itu adalah hitungan tingkat curah hujan di daerah tersebut dibanding luas tanah. Tanah 100 meter persegi yang berada di daerah curah hujan 50 milimeter (curah hujan sedang) membutuhkan sekitar 20 lubang biopori. Hitungan itu mempertimbangkan kemampuan tanah dalam meresap air.
Supaya lubang resapan biopori berfungsi baik, sampah organik seperti daun dan sayuran busuk disimpan di sekitar mulut lubang. Sehingga, setelah dihancurkan oleh hewan pengurai, bahan organik akan jatuh ke dalam lubang dengan sendirinya. Lubang jangan diisi terlalu padat, karena akan mengurangi jumlah oksigen di dalamnya. Risikonya memang tidak enak: sampah akan mengeluarkan bau busuk. Adanya cacing di lubang biopori, akan membuat lubang-lubang kecil, sehingga akan menjadi resapan air. Teknologi sederhana tersebut untuk membantu konservasi lahan, yang dapat mencegah longsor dan banjir.
Kebutuhan Lubang Resapan Biopori
Lubang biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Khususnya di kawasan pemukiman, antara lain untuk mengurangi tingkat genangan air di pekarangan. Dan jika dibuat secara massal pada taman lingkungan, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air di kawasan perumahan.
PUSTAKA :
1. Pedoman Umum Pembuatan Sumur Resapan-2007
2. Badan Lingkungan Hidup
3. dll
3. dll
Komentar