Assalmualaikum rekan2 teknik sipil di
seluruh Indonesia dan juga teman2 non teknik sipil se-indonesia. Saya
hanya ingin menceritakan sedikit apa yang disampaikan dosen saya di
kuliah, mengenai paving block dari dosen saya Ir Rachmat Mudiyono, MT,
Ph.D yang juga meneliti tentang metode perkerasan paving pada jalan
bertanjak untuk program Ph.D nya. Pada awalnya saya tidak terlalu
tertarik dengan perkerasan CBP (Concrete Block Paving) sampai
saya mengikuti kuliah beliau.,ya karena kelihatannya kurang bergengsi
dibanding perkerasan aspal ataupun rigid pavement. Lagipula perkerasan
paving jarang digunakan untuk lalu lintas kendaraan yang berat seperti
di jalan raya pantura, tol ataupun arteri. Paving yang saya lihat ya
untuk perumahan, trotoar, parkiran, dan jalan kampus. So apa yang
menarik dari perkerasan paving blok ?
Gambar jalan di dekat kawasan sekolah di Singapore (Sumber:Wikipedia.org)
Waktu saya ke Singapur tahun 2011 , saya
melihat ada yang aneh di persimpangan jalan disana yang tidak ada disini
khususnya di Semarang. Pada persimpangan jalan disana, (beberapa meter
sebelum persimpangan jalan) perkerasan yang tadinya aspal diganti
perkerasan paving , seperti dapat dilihat juga pada gambar diatas. Jadi
perkerasan paving disini berfungsi untuk menahan laju kendaraan yang
akan melewati persimpangan atau pada gambar di atas adalah yang akan
melewati zebra cross di dekat kawasan sekolah. Jadi dengan adanya jalan
paving sebelum persimpangan dapat menekan kecepatan kendaraan sampai
lebih dari 30 km/jam. Pada jalan perkotaan (dalam kota) yang
menggunakan perkerasan aspal, dengan tingkat pelayanan jalan yang baik
kecepatan bisa mencapai 60 – 80 km/jam. Dengan perkerasan paving laju
kendaran hanya setengahnya saja 30 – 50 km/jam. Karena kita tahu
berjalan di perkerasan paving kurang nyaman, suara berisik (apalagi
dengan kecepatan tinggi) dan permukaan perkerasan kaku tetapi
distribusi bebannya lentur membuat kendaraan anda terus bergoyang ketika
melaluinya. Dengan ini paving block mendapat nilai pada lalu lintas
jalan raya perkotaan yaitu untuk mengendalikan kecepatan pada area
tikungan dan penyebrangan di kawasan yang ramai menyebrang.
Laying Pattern Paving Block
Laying Pattern atau bahasa indonesianya
“pola perletakan” dari paving blok akan sangat berpengaruh juga untuk
kekuatan dan keindahannya, seperti dapat dilihat di gambar dibawah :
Gambar pola perletakan paving blok yang akan berpengaruh pada kekuatan dan keindahannya
(sumber : madmackie.com.au)
Dari segi kekuatan emang apa hubungannya
dengan pola perletakannya ? bukannya kekuatan paving itu dari tebal
paving itu sendiri ?
Dari gambar diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa laying pattern untuk herringbone 45 derajat memliki
tahanan geser lebih besar dari pada stretcher bond , dengan melakukan
percobaan dapat dilihat tingkat pergeseran pada kedua pattern diatas.
Apalagi dengan tahanan geser yang kecil apabila ada beberapa paving yang
rusak dan belum diganti maka dapat membuat paving-paving disekitarnya
ikut bergeser pada saat dilewati beban dan harus ditata ulang kan repot
ya gak ? hehe.
Ngomong-ngomong soal kekuatan geser, selain pattern bentuk dari paving itu sendiri juga mempengaruhi loh.
Paving Shape
Sama seperti laying pattern bentuk dari
paving juga mempengaruhi keindahan dan kekuatan gesernya lo. Ya bedanya
dari laying pattern , bentuk dari paving itu saling mengunci
(interlocking) sehingga tahanan gesernya besar coba lihat gambar dibawah
:
(sumber : http://blog.craftpaving.co.uk/)
(sumber : http://indiamart.com/)
(sumber : http://srikrishnaplasto.com)
Ngomong-ngomong gambar yang terakhir indah juga ya !!!
Keindahan
CBP atau Concrete Paving Block terkenal
dengan keindahannya, daripada jalan aspal dan beton. Keindahan itu
relatif ya dan emosional, semua orang suka keindahan.
(sumber : http://concretethinker.com/)
(sumber : http://blog.triadassociatesinc)
(sumber : http://pacificpavingstone)
(sumber : http://abalpur.olx.in)
Komentar