PELAKSANAAN PEKERJAAN
PONDASI TIANG BETON COR DI TEMPAT ( Cast in Situ )
JENIS PONDASI TIANG FRANKY
Teknik Pondasi adalah suatu upaya teknis untuk
mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga
dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Jenis pondasi yang digunakan
dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang
bekerja pada lokasi rencana proyek. Pondasi didesain agar memiliki kapasitas
dukung dengan penurunan / settlement tertentu, desain utamanya mempertimbangkan
penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi /
lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara
penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian
pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja
yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan
gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya,
nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi
itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh
karena itu beban yang bekerja dibatasi, biasanya sepertiga dari kekuatan
desainnya.
- Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
- Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
-
Beban
Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (Lifting Force)
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (Lifting Force)
Pondasi tiang pancang (pile
foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak
pada kedalaman tertentu, tujuan dari pondasi tiang adalah :
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah. Dalam kasus konstruksi berat, kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga.
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah. Dalam kasus konstruksi berat, kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga.
Dalam tugas
ini akan dibahas tentang pondasi tiang beton, khususnya pondasi tiang beton cor
di tempat ( cast in situ ). Pondasi
tiang beton cast in situ pada
prinsipnya adalah lubang dibuat dalam tanah dan baru dilakukan pengecoran. Ada
tiga tipe pondasi cast in situ,
yaitu:
1.
Tiang beton tanpa kulit baja
2.
Tiang beton dengan kulit baja
3.
Tiang ulir
Dalam tugas ini akan membahas
tipe tiang beton tanpa kulit baja. Penggunaan tiang beton tanpa kulit baja
didasarkan pada dua keadaan tanah di
lapangan, yaitu:
a. Jenis
tanah dasar fondasi tidak mudah runtuh
Dengan kondisi tanah seperti ini biasanya digunakan pondasi tipe Strausz. Secara umum pelaksanaan
pondasi Strausz adalah, mula-mula dibuat lubang ke dalam tanah, kemudian tanah
dikeluarkan dari dalam lubang tersebut. Lalu tulangan dimasukkan dan
selanjutnya dilakukan pengecoran. Untuk mengurangi volume beton, dimasukkan
geotekstil ke dalam lubang bor untuk melapisi bidang kontak antara tiang dan
tanah sebelum tiang dicor.
b. Jenis
tanah dasar fondasi mudah runtuh
Jika kondisi tanah dasar pondasi seperti ini dapat digunakan pondasi
jenis Franki. Secara umum
pelaksanaannya adalah, pipa baja yang terbuka ujungnya dan dipancang ke dalam
tanah. Kemudian tanah di dalam pipa dikeluarkan lalu tulangan pondasi
dimasukkan. Bersamaan dengan pelaksanaan pengecoran beton, pipa baja dicabut.
Metode lain jika ukuran tiang kecil, dapat digunakan sepatu dibagian ujung
tiang, sehingga tidak diperlukan usaha untuk mengeluarkan tanah dari dalam
pipa. Pada waktu pelaksanaan pengecoran, pipa baja dicabut dan bagian sepatu
tertinggal di dalam tanah.
Pondasi tiang beton digunakan
untuk bangunan tinggi (high rise building) dengan pelaksanaan sebagai berikut :
- Melakukan pemetaan dan test untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi panjang tiang pancang sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
- Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran.
- Melakukan perakitan tulangan pondasi yang sudah di desain.
- Melakukan pengecoran di lubang yang sudah terdapat tulangan pondasi.
Pekerjaan
pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu
yang penting adalah dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Proses ini sebaiknya
sebelum alat-alat proyek masuk, karena kalau sesudahnya susah untuk
melakukan ‘nembak’ titik lokasi pondasi. Dari pemetaan ini maka dapat
diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan
kondisi lapangan. Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat-alat berat pada
proyek tersebut. Disebut alat-alat berat memang karena bobotnya alat yang
berat, oleh karena itu manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan
persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke
areal dengan baik
Di
suatu lokasi proyek dapat terjadi hal-hal yang diluar perkiraan mengenai
kondisi tanah, untuk menghindari amblesnya alat-alat berat tadi maka diperlukan
pelat baja. Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat-alat berat tidak ambles
jika kekuatan tanahnya diragukan. Jika sampai ambles, untuk mengangkat alat
saja biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan
pelat-pelat tersebut.
Paralel
dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat
dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai jika sudah dibor ternyata
tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak
(mungkin karena hujan atau lainnya). Jika hal itu terjadi perlu dilakukan
pengerjaan bor lagi. Pemilihan tempat untuk merakit tulangan tidak boleh
terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat-alat berat tetapi tidak boleh sampai
mengganggu manuver alat-alat berat itu sendiri.
Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor
Jenis
pondasi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah pondasi Franki, tipe Franki dipilih karena tanah dasar
pondasi mudah runtuh. Franki mempunyai khas dibagian bawahnya membesar.
Diameter pondasi bisa mencapai 1 m lebih, kedalaman pondasi adalah sampai tanah
keras ( SPT 50 ).
Berikut
adalah contoh desain pondasi Franki :
Dalam
melakukan pengeboran diperlukan crane atau
excavator tersendiri, karena mesin
bor-nya terpisah.
Proses
pengeboran merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor,
kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat
bor. Juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu
diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.
Setelah pengeboran
selesai dan mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’, untuk menghindari tanah
di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang
mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
pada prinsipnya cara pemasangan
casing sama: diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman
lubang belum sampai bawah, secukupnya. Kalau menunggu sampai kebawah, maka
bisa-bisa tanah berguguran semua. Lubang tertutup lagi. Jadi pemasangan casing
penting. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan, mata
auger diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di
dasar lubang.
Jika
pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah
menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian
bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran.
Untuk itu dipakai mata bor khusus, Belling Tools.
Cleaning
Bucket dan Belling Tools
setelah beberapa lama dan
diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih
dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan
manual.
Perlu juga diperhatikan bahwa
tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan
terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam
menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah
sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi
dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi
kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor.Apabila
kedalaman dan juga lubang bor telah siap, maka selanjutnya adalah penempatan
tulangan rebar.
Jika
pemasangan tulangan telah selesai, maka lubang bor siap untuk di cor
Setelah
proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi
tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar,
tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara
keseluruhan. Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi
benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau
segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak
tepat. Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu
khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih
besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
Ujung
di bagian bawah agak khusus , tidak berlubang biasa tetapi ada detail khusus
sehingga lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong
keluar.
Setelah
pipa tremi berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang
ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh.
Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton
siap. Truk readymix siap mendekat
Karena
pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu
banyak maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika
terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum
terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan
tanah. Oleh karena itu dalam proses ini diperlukan pengalaman yang benar-benar
handal agar tidak terjadi kesalahan sedikitpun. Jika beton yang di cor sudah
semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik
ke atas, karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena
beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
Adanya pipa
tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan
tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar
dari BJ lumpur maka beton makin lama makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke
atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur. Gambar
foto di bawah menunjukkan air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai
digantikan dengan beton segar tadi. Proses pengecoran ini memerlukan supply
beton yang continous, jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa
tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut. Sedangkan kalau dicabut terlalu dini maka
tiang beton bisa tidak continue.
Sumber : 1. Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
2.
Laporan Kerja Praktek mahasiswa Universitas Pelita Harapan ( UPH ) 2007
3.
Skripsi Universitas Kristen Petra
4.
Suryolelono K. Basah,1994, Teknik Pondasi Bagian 2, Yogyakarta, NAFIRImitra sumber : http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com
Komentar